Saturday, February 23, 2013

Gelar Haji Sebuah Prestise?

source: sacredsites.com
Haji merupakan urutan ibadah yang kelima dalam rukun Islam setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa. Mengunjungi Baitullah dan melakukan segala rangkaian ibadah yang disyaratkan. Setelah para jamaah selesai melaksanakan ibadah Haji dan pulang ke tanah air, maka di awal namanya akandisematkan titel H atau Hj. Gelar ini hanya ada di Indonesia dan Malaysia saja (wallahu'alam). Sedangkan di negara lain tidak ada. Lalu muncul pertanyaan, apakah gelar "Haji" itu perlu? Saya akan mencoba membahasnya dengan pengetahuan pribadi dan dari beberapa resensi.
Latar belakang penggunaan gelar Haji
Pemberian gelar ini bermula pada zaman penjajahan Belanda. Islam sangat dikhawatirkan oleh Belanda sebagai gerakan antikolonialisme. Pemberontakan-pemberontakan di nusantara banyak dilakukan oleh para ulama dan kyai, seperti Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Dipenogoro. Belanda sangat mengawasi dakwah Islam, apalagi setelah berhaji maka seorang muslim semakin banyak memiliki ilmu agama dan gencar berdakwah.

Maka Belanda membuat sebuah sistem untuk para jemaah haji dengan memberi gelar 'Haji' yang disematkan pada nama. Hal ini akan memudahkan mereka untuk melacak orang-orang yang melakukan pemberontakkan.

Gelar Haji pada masa kini
Berhaji mendapatkan perhatian khusus di masyarakat karena untuk melakukannya membutuhkan fisik, mental dan materi yang cukup. Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir setiap berhaji yang pertama kali disinggung adalah masalah biaya (materi).

Gelar Haji menjadikan seseorang merasa 'lebih' dibandingkan sebelum gelar itu disematkan pada namanya. Lebih karena telah mampu mengunjungi Bait Allah dan terkadang dipandang memiliki ilmu agama yang cukup sehingga masyarakat memandang dengan drajat yang istimewa. Tampaknya penggunaan gelar Haji atau Hajjah sudah membudaya di negeri ini yang mulanya dibentuk oleh Belanda itu.

Kontroversi gelar Haji
Penambahan titel Haji pada awal nama memang menjadi perbincangan pada kalangan ulama dan bahkan masyarakat biasa. Menjadi kontroversi karena beberapa alasan-alasan berikut ini.

#Pertama
Tidak ada tauladan pada Rasulullah. Tidak ada gelar haji pada awal nama beliau menjadi Haji Muhammad. Jika penamaan gelar tersebut baik, maka tentu Rasulullah yang mengawalinya lalu para sahabat. Namun, gelar haji memang tidak digunakan, hanya di Indonesia dan Malaysia saja.

#Kedua
Dikhawatirkan menjadi riya. Dalam melakukan ibadah ada dua hal yang harus dipenuhi, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan dilakukan dengan benar. Jika melakukan ibadah haji dengan ikhlas dan benar maka buat apalah gelar haji? Toh,yang diukur Allah bukan karena gelar melainkan keikhlasan rangkaian ibadah yang dilaksanakan.

Pemberian gelar haji dikhawatirkan menjadi riya, bahkan di film ada tokoh yang jika tidak memanggilnya dengan "Pak Haji" maka ia tidak menoleh atau penggunaan gelar haji agar dirinya terlihat 'bersih' dan mungkin saja kejadian tersebut juga terjadi di dunia nyata (semoga saya salah). Tujuan haji bukan untuk mencari gelar, tetapi untuk melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima guna meningkatkan keimanan.

Bila seseorang mengenal konsep ikhlas, maka ia merasa gelar itu tidak akan berguna. Ia enggan menggunakannya karena khawatir terjerumus ke dalam riya.

#Ketiga
Perbandingan gelar ibadah lainnya. Sebelum urutan haji, ada empat lagi yang mendahulinya. Sahadat, shalat, zakat dan puasa. Keempat ibadah tersebut lebih utama jika dibandingkan dengan haji. Lantas, mengapa tidak disematkan saja keempat ibadah tersebut pada nama seseorang. Mengapa hanya haji saja?


Bagaimana dengan saya?
Saya sebagai penulis lebih memilih tidak menyematkan gelar haji. Ketiga alasan di atas saya rasa sudah menjadi alasan yang kuat.

Tulisan Gelar Haji Sebuah Prestise? ini pasti menghasil kontroversi bagi pembaca. Silahkan berkomentar dengan cara yang baik agar kita diskusikan bersama-sama.

Judul: Gelar Haji Sebuah Prestise?; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5
5 Ada Opini: Gelar Haji Sebuah Prestise? source: sacredsites.com Haji merupakan urutan ibadah yang kelima dalam rukun Islam setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa. Mengunj...

No comments:

Post a Comment

< >